KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Abstract
HEALTH REPRODUCTION FOR TEENAGE
1*Siti Novy Romlah, 2Ranifah Nurullah, 3Fadia Nurazizah
1,2,3STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Pajajaran Street No. 1 Pamulang, South of Tangerang, Indonesia
Corresponding email: sitinovyromlah@wdh.ac.id
ABSTRACT
Background. Demographic data show that adolescents constitute a large population of the world's population. WHO data in 1995, about a fifth of the world's population are adolescents aged 10-19 years. The population of Asia Pacific constitutes 60% of the world's population, one fifth of whom are teenagers. In Indonesia, data from the Central Bureau of Statistics (2009) for the age group 10-19 years is around 22%, consisting of 50.9% male adolescents and 49.1% female adolescents. Reproductive health is often misunderstood narrowly as just sexual intercourse, so that many parents feel that this topic of conversation is inappropriate to discuss with teenagers. In fact, reproductive health is a condition of physical, mental and social health which is very important for adolescents to understand, so that it does not only discuss sexual relations. In fact, many adolescents are afraid to discuss reproductive health issues with their parents because of shame, fear of being scolded, or punished. Many adolescents do not know that they have reproductive health diseases, but are reluctant to have them checked into health facilities. Therefore, it is necessary to provide accurate information about reproductive health for adolescents. Method. The targets in this counseling are students of SMK Sasmita Jaya Pamulang, South Tangerang City. Implementation time is Friday / February 21, 2020. The method used is in the form of counseling / delivery of material and discussion. Results and Discussion. The results of this Community Service activity students seemed enthusiastic in listening to the material, as evidenced by the many questions asked of the speakers, ranging from ordinary questions to more in-depth / personal questions because of certain cases related to reproductive health. This counseling was divided into 2 sessions with a total of 85 participants. Conclusion. The conclusion of this community service activity is that adolescents must know the correct reproductive health and be able to adapt well to physical and psychological changes in adolescents, including changes in reproductive organs. Adolescents become responsible for their reproductive health so that there is no mistake in orienting reproductive health and adolescence. Adolescents avoid diseases related to reproductive health.
Keywords : Health Reproduction, Teenage, Menstruation, Wet Dream.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
1*Siti Novy Romlah, 2Ranifah Nurullah, 3Fadia Nurazizah
1,2,3STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Jl. Pajajaran Raya No. 1 Pamulang, Tangerang Selatan, Indonesia
Corresponding email: sitinovyromlah@wdh.ac.id
ABSTRAK
Latar Belakang. Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Data WHO pada tahun 1995, sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Penduduk Asia Pasifik merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja. Di Indonesia, data Biro Pusat Statistik (2009) kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit hanya sebagai hubungan seksual saja, sehingga banyak orang tua yang merasa bahwa topik pembicaraan ini tidak pantas untuk dibicarakan dengan remaja. Padahal, kesehatan reproduksi merupakan keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sangat penting untuk dimengerti oleh remaja, sehingga tidak melulu membahas mengenai hubungan seksual. Pada kenyataannya, banyak remaja yang takut untuk membicarakan masalah kesehatan reproduksi dengan orang tua karena malu, takut dimarahi, atau dihukum. Banyak pula remaja yang tidak tahu bahwa mereka terkena penyakit kesehatan reproduksi, namun enggan untuk memeriksakannya ke fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi bagi remaja. Metode. Sasaran dalam Penyuluhan ini yaitu Siswa/i SMK Sasmita Jaya Pamulang Kota Tangerang Selatan. Waktu Pelaksanaan yaitu Jumat/21 Februari 2020. Metode yang digunakan yaitu berupa Penyuluhan/Penyampaian Materi dan Diskusi. Hasil dan Pembahasan. Hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini siswa tampak antusias dalam menyimak materi, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri, mulai dari pertanyaan biasa sampai pada pertanyaan yang sifatnya lebih mendalam/pribadi karena kasus-kasus tertentu yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Penyuluhan ini dibagi kedalam 2 sesi dengan total peserta 85 orang. Kesimpulan. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu remaja harus mengetahui kesehatan reproduksi yang benar dan dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan fisik maupun psikologis diri remaja, termasuk perubahan organ reproduksi. Remaja menjadi bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya sehingga tidak salah dalam mengorientasikan kesehatan reproduksi dan masa remaja. Remaja terhindar dari Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi, Remaja, Menstruasi, Mimpi Basah
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BKKBN, 2001, Fakta, Data, dan Informasi Kesenjangan Gender di Indonesia Buku 04, BKKBN, Jakarta.
Depkes RI, 2001, Yang perlu diketahui Petugas Kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi, Depkes RI, Jakarta
Depkes RI, 2002, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar, Depkes RI, Jakarta.
DOI: http://dx.doi.org/10.52031/jam.v2i1.124
Refbacks
- There are currently no refbacks.