Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Memerah, Menyimpan Dan Memberikan Asi Perah Pada Ibu Menyusui Di Kelurahan Kadamangan

Junaida Rahmi, Desy Darmayanti

Abstract


Mother's milk is the best food for babies in early life. Breastmilk is given to babies for at least 6 months and solid foods should be given after the baby is 6. Breastfeeding has a positive impact on both the mother and the baby. In urban communities there is a tendency to stop breastfeeding at an earlier age, because the mother works. One alternative solution to this problem is to suck breast milk, then store it in the refrigerator. This community service aims to provide health education about the correct technique of expressing, storing and giving milk so that the quality of breast milk is maintained. The implementation time was held on 18 November 2020 in Kadamangan Village RW 01. The parties involved in this activity were cadres and mothers and their families. Delivery of material using the method of lectures, discussions, questions and answers and 3x roleplay. The results of activities carried out to mothers were 27 person. The implementation of the activity asks for permission from the Kadamangan village to provide health education. After obtaining permission and implementation time, the organizer prepares materials and media that will be used during the activity. On the predetermined day the mothers were gathered at the time of recitation at the mosque given the material delivered by a presenter and assisted by 2 assistants, the event was guided by a moderator. After the material was delivered, the moderator opened 2 question sessions. After that the presenter asks the participants if the participants can answer the questions properly and correctly. The result is the mother's knowledge of the techniques for expressing, storing and giving expressed breast milk getting better than before getting health education marked by many questions and enthusiastic participants participating in the activity.

Keywords: Breastfeeding, Expressing Technique, Storing and Giving Expressed Breast Milk

 

ABSTRAK

Air susu ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi pada awal kehidupan. ASI diberikan pada bayi selama paling sedikit 6 bulan dan makanan padat seharusnya diberikan sesudah bayi berumur 6 Pemberian ASI mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bagi bayi. Pada masyarakat perkotaan terdapat kecendrungan penghentian pemberian ASI pada usia yang lebih dini, karena ibu bekerja. Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menyedot ASI, kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik memerah, menyimpan dan memberikan ASI perah yang benar sehingga kualitas ASI tetap terjaga. Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 18 November 2020 di Kelurahan Kadamangan RW 01. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kader dan ibu beserta keluarganya. Penyampaian materi dengan metode ceramah,diskusi, tanya jawab dan roleplay sebanyak 3x. Hasil kegiatan yang dilaksanakan kepda ibu sebanyak 27 orang. Pelaksanaan kegiatan meminta izin kepada kelurahan Kadamangan untuk mengadakan pendidikan kesehatan. Setelah didapatkan izin dan waktu pelaksanaan, pelaksana mempersiapkan, materi, dan media yang akan dipakai saat kegiatan. Pada hari yang telah ditentukan para ibu dikumpulkan pada saat pengajian dimesjid diberikan materi disampaikan oleh seorang penyaji dan dibantu oleh 2 orang asisten, acara dipandu oleh seorang moderator. Setelah materi disampaikan, moderator membuka 2 sesi pertanyaan. Setelah itu penyaji bertanya kepada peserta apabila peserta dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Hasilnya pengetahuan ibu tentang teknik memerah, menyimpan dan memberikan ASI perah bertambah lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan ditandai dengan banyak pertanyaan dan peserta antusias mengikuti kegiatan.

Kata Kunci : ASI, Teknik Memerah, Menyimpan dan Memberikan ASI Perah


Full Text:

PDF

References


Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). 2011. Alasan Medis Untuk Tidak

menggunakan Pengganti ASI. http://aimi-asi.org/alasan-medispenggantiasi/Depkes RI. Standar Asuhan Kebidanan. 2007

Heymann J, Earle A. Breastfeeding policy : a globally comparative analysis. 2013; 398–406.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018

Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Proverawati, A. Dkk. 2010. ASI dan Menyusui. Cetakan I. Muha Medika.

Yogyakarta. 2010

Purwanti. Konsep Penerapan ASI ekslusif. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC. 2004

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.

Sulistyawati, Ari. asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Salemba Medika. 2009

Survei Demogrofi Kesehatan Indonesia (SDKI). Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Akses 11 Januari 2015.

BKKBN. BPS., Kemenkes, R.I., Measure DHS & ICF, I. 2012. http://www.depkes.go.id/resources/download.pdf.

Suyatno. Analisa Keuntungan Ekonomi Dari Pemberian ASI Secara Eksklusif. 2005 World Health Organization (WHO) and The United Nations Children's Fund (UNICEF). 2012. Breasfeeding

Conselling A Training Course. Participans Manual Part One. Session1-9.




DOI: http://dx.doi.org/10.52031/jam.v1i1.76

Refbacks

  • There are currently no refbacks.