UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK UMBI BATANG ROTAN (Calamus Rotang L.) TERHADAP CACING GELANG AYAM ( Ascaridia Galli ) SECARA IN VITRO

SULASTRI HERDANINGSIH, Mela Khofifah

Abstract


Umbi batang rotan ( Calamus Rotang L.) Antelmintik merupakan obat yang digunakan untuk memberantas atau mengurangi cacing dari dalam tubuh manusia atau hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antelmintik ekstrak umbi batang rotan ( Calamus Rotang L.) pada cacing Ascaridia galli secara in vitro. Hewan uji yang digunakan sebanyak 75 ekor, yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan 3 replikasi. Penelitian dilakukan dengan uji aktivitas menggunakan cacing Ascaridia galli yang direndam dalam ekstrak umbi batang rotan ( Calamus Rotang L.) dengan konsentrasi 0,5%; 0,75%; dan 1%. Pada kontrol positif digunakan  Piperazine sitrat 0,9 % dan larutan fisiologis NaCl 0,9 % sebagai kontrol negatif. Hasil pengujian aktivitas ekstrak umbi batang rotan menunjukkan bahwasemuakonsentrasi ekstrak yang digunakan mendapatkan hasil yang sama mortalitasnya pada Ascaridia galli dimana secara berturut-turut dari konsentrasi 0,5%; 0,75%; dan 1% menunjukkan rata-rata mortalitas sebesar 100%; 100%; dan 100%. Mortalitas Pada kontrol positif Piperazine sitrat 0,9 % sebesar 100 %. Pada kontrol negatif terdapat 1 cacing yang mengalami paralisis sehingga rata-rata mortalitas 6,66%. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Kemudian dilakukan skrining fitokimia.

 


Keywords


Ekstrak umbi batang; Aktivitas anthelmintik; Cacing Ascaridia galli; Piperazine citrate

References


Anonymous. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi Keempat. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Cheeke, P.R. 1989. ToxicantofPlantOriginVolume II Glycoides. CRC Press, Inc, Florida.

Departemen Kesehatan. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta Press.

Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 85-56.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit ITB. Bandung.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Terjemahan dan Terbitan Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen Kehutanan RI, Bandung.

Moerfiah, Muztabadihardja, & Winardiana, Y. 2012. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI LABU MERAH (Cucurbita moschata ) , 12-18.

Ningsih, I. Y. 2016. Studi etnofarmasi penggunaan penggunaan tumbuhan obat oleh suku tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy, 13(1),10-20.

Syarif, A., Elysabeth. 2011. Amubisid. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit FKUI. Hal. 552-553.

Tarmudji, 2004. Daun Pare Untuk Obat Cacing Lambung Pada Domba. Tabloid Sinar Tani, Bogor.

Tita, A. P. 2005. Efek Ekstrak Air Daun Pepaya (Caricapapaya L) Sebagai Anthelmintik Terhadap AscaridiagalliSchrank Dewasa. Skripsi. Farmasi. FMIPA Universitas Pakuan, Bogor.

Tiwow D., Bodhi W., S. Novel Kojong. 2013. Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Bji Pinang (Arecacatechu) Terhadap Cacing Ascarisumbricoides dan Ascaridiagalli Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi Unsrat. Manado.

Wiryowidagdo S. 2008. Kimia dan Farmakologi Bahan Alam, 310. Buku Kedokteran EGC.




DOI: http://dx.doi.org/10.52031/phrase.v1i1.168

Refbacks

  • There are currently no refbacks.