STUDI POTENSI INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT X DAERAH CILEDUG

Tanti Juwita Saragih

Abstract


Penyakit gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pasien yang menderita penyakit gagal jantung biasanya mendapat terapi diuretik dan kombinasi lebih dari dua obat lain, sehingga potensi kejadian interaksi obat semakin besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat dengan obat golongan diuretik pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit X Daerah Ciledug periode Oktober-Desember 2020. Sampel pada penelitian sebanyak 184 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kejadian interaksi obat yang mengalami interaksi obat diuretik sebanyak 172 pasien (93,5%) dengan total 544 kasus yang terbagi menjadi 43 pasangan obat, dengan kejadian paling banyak terjadi pada umur 56-65 tahun 266 kasus (48,9%), dan paling banyak terjadi  pada laki-laki sebanyak 327 kasus (60,1%). Kejadian interaksi obat dengan mekanisme interaksi terbanyak adalah secara farmakodinamik dengan 30 kasus (69,8%), dengan kombinasi obat paling banyak yaitu furosemid dengan bisoprolol. Tingkat keparahan interaksi obat diuretik pasien gagal jantung paling banyak pada tingkat moderat sebanyak 34 kasus (79%) dari total 42 kasus, dengan pasangan paling banyak furosemid dan bisoprolol. Dari hasil penelitian ini ditemukan banyaknya kejadian potensi interaksi obat golongan diuretik dengan obat golongan lainnya pada manajemen terapi gagal jantung. Potensi interaksi obat yang banyak ditemukan terjadi dengan mekanisme farmakodinamik dan dengan tingkat keparahan moderat, sehingga dibutuhkan pemantauan yang ketat terhadap efek farmakologi lain yang dapat ditimbulkan dari kombinasi-kombinasi obat yang direkomendasikan.

Keywords


Gagal Jantung; Interaksi Obat; Diuretik; Terapi Kombinasi

Full Text:

PDF

References


Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2020. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Indonesia: PERKI.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Malik A, Brito D, Chhabra L. (2021). Congestive Heart Failure. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Avaiable from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430873/

Wulandari T, Nurmainah, dan Robiyanto. Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Rawat Inap dI RS Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN. 2015;3(1).

Hanutami B dan Dandan KL. Identifikasi potensi interaksi antar obat pada resep umum di Apotek Kimia Farma 58 Kota Bandung Bulan April 2019. Farmaka. 2019;17(2).

Idzni NF. 2017. Studi Potensi Interaksi Obat Pada Terapi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUD Jombang Tahun 2016. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Adondis J, Mongi J, Tiwow G, dan Palandi R. Studi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Advent Manado. Biofarmasetikal Tropis. 2019;2(2):124-135.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Iorga A, Cunningham CM, Moazeni S, Ruffenach G, Umar S, Eghbali M. The protective role of estrogen and estrogen receptors in cardiovascular disease and the controversial use of estrogen therapy. Biol. Sex Differ. 2017;8(1):33.

Niu J, Straubinger RM, Mager DE. Pharmacodynamic Drug-Drug Interactions. Clin Pharmacol Ther. 2019;105(6):1395-1406.

Noviana, T. 2016. Evaluasi interaksi pengunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di bangsal cempaka RSUD panembahan senopati bantul periode agustus 2015. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Gunawan, Y. 2017. Kajian Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Hipertensi Geriatri Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari – Juni 2016. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Nies AS. Propanolol. Part II: non-cardioselective beta-adrenoreceptor blockers. In Messerli FH, ed. Cardiovascular drug therapy. Philadelphia: Saunders Company, 1990:420-41.

Espinosa Bosch M, Ruiz Sánchez AJ, Sánchez Rojas F, Bosch Ojeda C. Perkembangan terbaru dalam penentuan analitis furosemide. J Pharm Biomed Anal. 2008;48:519–32.

Lahet JJ, Lenfant F, Courderot-Masuyer C, dkk. in vivo dan sifat antioksidan in vitro furosemide. Ilmu Kehidupan. 2003;73:1075– 82.

Mak TI, Weglicki WB. Protection by beta-blocking agents against free radical-mediated sarcolemmal lipid peroxidation. Circulation Res. 1988;63:262–6.

Weglicki W, Mak I, Simic M. Mechanisms of cardiovascular drugs as antioxidants. J Mol Cell Cardiol. 1990;22:1199-208.

Hendera dan Sri Rahayu. Interaksi Antar Obat pada Peresepan Pasien Rawat Inap Pediatrik Rumah Sakit X dengan Menggunakan Aplikasi Medscape. Journal Of Current Pharmaceutical Sciences. 2018;1(2): 75-80.

Agustina R, Annisa N, Prabowo WC. Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda. J. Sains dan Kesehat. 2015;1(4):208-213.

Tatro, D. S. 2009. Drug Interaction Facts. A Wolters Kluwer Company, St Louis Missouri.

Mahamudu YS, Citraningtyas G, dan Rotinsulu H. Kajian potensi interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi primer di instalasi rawat jalan RSUD Luwuk periode Januari –Maret 2016. Pharmacon. 2017;6(3):1–9.

Annisa N dan Rizky A. Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Geriatri: Studi Retrospektif pada Apotek di Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. 2012;1(3): 96-101.




DOI: http://dx.doi.org/10.52031/phrase.v2i1.181

Refbacks

  • There are currently no refbacks.