PROFIL PERESEPAN OBAT ASMA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” JAKARTA PERIODE JANUARI – MARET 2023

Agung Dewantoro

Abstract


Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronis saluran napas yang ditandai dengan adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas. Asma pada bayi dan anak-anak memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Asma pada anak juga memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun dapat di kontrol sehingga pasien anak yang menderita asma akan mengkonsumsi atau menggunakan obat obatan asma dalam kurun waktu yang cukup panjang. Disamping itu serangan asma yang tidak dapat terprediksi serta munculnya sesak napas pada pasien asma dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat. Oleh karenannya obat asma harus selalu tersedia dan tidak boleh terjadi kekosongan disarana pelayanan kesehatan sehingga pola peresepan obat asma pada pasien anak perlu diketahui agar data yang diperoleh dapat digunakan sebagai evaluasi pengadan obat asma pada pasien anak agar tidak terjadi kekosongan  Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan obat asma pada pasien anak di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit “X” di wilayah Jakarta Selatan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif. Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien asma anak secara retrospektif pada periode Januari – Maret 2023 di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit “X” di wilayah Jakarta Selatan. Hasil :  penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien asma adalah anak laki-laki sebanyak 56 orang (57,73%) dengan usia 0 – 4 tahun sebanyak 53 (54,64%). Jenis obat bronkodilator yang paling banyak digunakan adalah salbutamol (54,69%), golongan kortikostreroid menggunakan obat jenis budesonide (46,47%), antihistamin yaitu cetirizine (68,18%), mukolitik yaitu acetylcysteine (36%), dan analgetik antipiretik yaitu paracetamol (100%). Golongan obat asma yang paling banyak digunakan yaitu golongan bronkodilator (46,21%). Bentuk sediaan obat yang paling banyak diresepkan adalah nebulizer (35%). Jumlah obat asma dalam 1 resep yang paling banyak diresepkan yaitu 2 macam obat (34,02%).




DOI: http://dx.doi.org/10.52031/phrase.v4i1.730

Refbacks

  • There are currently no refbacks.