ANALISIS KADAR FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL WILAYAH JAKARTA SELATAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Beny Maulana Satria, Riris Andriati, Hana Hana

Abstract


Latar Belakang: Kasus penyalahgunaan formalin masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, beberapa hasil laporan penelitian yang telah dilakukan masih banyak produsen yang mencampurkan formalin ke dalam makanan di wilayah Jakarta Selatan. Di Indonesia penggunaan formalin telah dilarang sejak lama. Larangan ini terdapat pada peraturan Menteri Kesehatan No 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan formalin pada ikan asin di wilayah Jakarta selatan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode: Metode penelitian ini dengan cara eksperimental laboratorium secara kualitatif dengan pengamatan organoleptik dan uji pereaksi KMnO4 serta secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Berdasarkan hasil berdasarkan hasil penelitian didapatkan dengan pengamatan organoleptik dan uji pereaksi KMnO4 dari 3 sampel yang positif mengandung formalin. Hasil penetapan kadar formalin pada ikan asin diperoleh sampel P2 G yaitu dengan kadar 28,4 mg/g setara dengan 28 mg/g, P3 J dengan kadar 26,22 mg/g setara dengan 26 mg/g, dan P1 TM dengan kadar 24,32 mg/g setara dengan 24 mg/g. Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang diperoleh dengan pengamatan organoleptik dan uji pereaksi KMnO4 terdapat 3 ikan asin yang positif mengandung formalin dengan kadar sampel P2 G yaitu dengan kadar 28,4 mg/g setara dengan 28 mg/g, P3 J dengan kadar 26,22 mg/g setara dengan 26 mg/g, dan P1 TM dengan kadar 24,32 mg/g setara dengan 24 mg/g.


Keywords


Formalin; Ikan Asin; Organoleptik; Tes Kitformalin; Spektrofotometri UV-Vis

Full Text:

PDF

References


Boivin, D. B., & Shechter, A. (2010). Sleep, hormones, and circadian rhythms throughout the menstrual cycle in healthy women and women with premenstrual dysphoric disorder. International Journal of Endocrinology, 2010. https://doi.org/10.1155/2010/259345

Cheng, S. H., Shih, C. C., Yang, Y. K., Chen, K. T., Chang, Y. H., & Yang, Y. C. (2013). Factors associated with premenstrual syndrome - A survey of new female university students. Kaohsiung Journal of Medical Sciences, 29(2), 100–105. https://doi.org/10.1016/j.kjms.2012.08.017

Estiani, K., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Status Gizi, Asupan Magnesium Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) Remaja Putri. Media Gizi Indonesia, 13(1), 20. https://doi.org/10.20473/mgi.v13i1.20-26

Ilmi, A. F., & Utari, D. M. (2018). Faktor Dominan Premenstrual Syndrome Mahasiswi (Studi Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Dan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia). Media Gizi Mikro Indonesia, 10(1), 39–50. https://doi.org/10.22435/mgmi.v10i1.1062

Mohamadirizi, S., & Kordi, M. (2013). Association between menstruation signs, anxiety, depression, stress in school girls in Mashhad in 2011-2012. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research.

Pertiwi, C. (2016). Hubungan Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Remaja di SMAN 4 Jakarta. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), (April), 120.

Putri, K. M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik, Depresi dengan Kejadian Sindrom Pra Menstruasi. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan), 1(1), 18–24. https://doi.org/10.33006/ji-kes.v1i1.55


Refbacks

  • There are currently no refbacks.