EDUKASI PEMBUATAN MINUMAN HERBAL TEJADU UNTUK MENGATASI GEJALA ISPA RW 025 KELURAHAN PAMULANG TIMUR

Dewi Indah Kurniawati, Dwina Ramadhani Pomalingo, Lina Nafisah, Gina Aulia

Abstract


                                            ABSTRACT

Pollution is a major factor in reducing air quality. Decreased air quality can cause various problems such as global climate change, environmental damage, as well as coughs and shortness of breath, asthma, and lung cancer. Based on the results of the air quality examination in Pamulang on October 1, 2024 at 11:00, it showed an unhealthy Air Quality Index (AQI) of 160 US EPA with a level of particulate matter pollution (PM2.5) concentration of 68μg/m3, indicating that the air quality index is unhealthy for both sensitive groups and the general public. The unhealthy air quality that occurs in Pamulang causes many people in this area to experience Acute Respiratory Tract Infections. Acute Respiratory Tract Infection is an infection of the respiratory tract (lower and/or upper) which results in obstruction of the airways in the nasal and/or bronchial system, causing a spectrum of manifestations, ranging from acute symptoms, such as common cold symptoms, to more serious conditions such as pneumonia or lung collapse, so it is necessary to provide education and training in making herbal drinks combining butterfly pea flowers, red ginger and honey (TEJADU) which aims to be an effort for prevention and treatment. The process of providing education is carried out in several stages; (1) The preparation stage before conducting health education is by conducting a field survey and obtaining permission from the Head of STIKes and LPPM to obtain a letter of assignment to carry out education to the community. After obtaining the letter of assignment, the licensing stage is carried out to Pamulang Timur RW 25 as the target community for community service. (2) The second stage is carrying out education to the community about herbal drinks as prevention and overcoming symptoms of ARI in Pamulang Timur Village RW 25. Education is carried out using power point media and providing leaflets and direct demonstrations of making TEJADU herbal drinks. Providing free herbal drinks of butterfly pea flowers, red ginger, and honey to the community so that they can help the community in preventing and overcoming symptoms of ARI. (3) The third stage, namely monitoring and evaluation of activities, is carried out using a question and answer method to determine the increase in the level of community knowledge after health education is carried out. Education and training in making TEJADU herbal drinks for the Community of RW 25, Pamulang Timur Village aims to understand the importance of TEJADU herbal drinks to overcome acute respiratory infections. Consuming TEJADU herbal drinks regularly with a wide target group of participants produces outputs in the form of public insight that is more knowledgeable about ARI so that it can reduce the rate of spread of the disease.


                                                ABSTRAK

Polusi merupakan faktor utama dalam menurunkan kualitas udara. Penurunan kualitas udara dapat menyebabkan berbagai masalah seperti perubahan iklim global, kerusakan lingkungan, serta penyakit batuk dan sesak napas, asma, hingga kanker paru-paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas udara di Pamulang 1 Oktober 2024 pukul 11.00 menunjukkan Air Quality Index (AQI) yang tidak sehat yaitu 160 US EPA dengan tingkat pencemaran bahan partikulat (PM2.5) konsentrasi sebesar 68μg/m3 yang menandakan bahwa indeks kualitas udara tidak sehat baik untuk kelompok sensitif maupun masyarakat umum. Kualitas udara tidak sehat yang terjadi di Pamulang membuat masyarakat di daerah ini banyak yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan infeksi pada saluran pernapasan (bawah dan/atau atas) yang mengakibatkan terhambatnya saluran udara pada sistem hidung dan/atau bronkus sehingga menimbulkan spektrum manifestasi, mulai dari gejala akut, seperti gejala umum pilek, hingga kondisi yang lebih serius seperti pneumonia atau kolaps paru-paru sehingga perlu dilakukan edukasi dan pelatihan pembuatan minuman herbal kombinasi bunga telang, jahe merah dan madu (TEJADU) yang memiliki tujuan sebagai upaya pencegahan dan pengobatan. Proses pemberian edukasi dilakukan dengan beberapa tahap; (1) Tahap persiapan sebelum melakukan edukasi kesehatan yaitu dengan melakukan survei Lapangan dan perijinan kepada Ketua STIKes dan LPPM untuk mendapatkan surat tugas pelaksanaan edukasi kepada masyarakat. Setelah mendapatkan surat tugas maka dilakukan tahap perizinan ke Pamulang Timur RW 25 sebagai sasaran masyarakat untuk pengabdian masyarakat. (2) Tahap Kedua melaksanakan edukasi kepada masyarakat tentang minuman herbal sebagai pencegahan dan mengatasi gejala ISPA di Kelurahan Pamulang Timur RW 25. Edukasi dilaksanakan dengan menggunakan media power point dan pemberian leaflet serta demonstrasi langsung pembuatan minuman herbal TEJADU. Pemberian minuman herbal bunga telang, jahe merah, dan madu secara gratis kepada masyarakat agar dapat membantu masyarakat dalam pencegahan dan mengatasi gejala ISPA. (3) Tahap ketiga yaitu monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan metode tanya jawab untuk mengetahui peningkatan tingkat pengetahuan masyarakat setelah dilakukan edukasi kesehatan. Edukasi dan pelatihan pembuatan minuman herbal TEJADU pada Masyarakat RW 25 Kelurahan Pamulang Timur bertujuan untuk memahami tentang pentingnya minuman herbal TEJADU untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan akut. Mengkonsumsi minuman herbal TEJADU secara rutin dengan target peserta yang luas menghasilkan luaran berupa wawasan masyarakat yang lebih mengetahui tentang penyakit ISPA sehingga dapat menurunkan tingkat penyebaran penyakit.


Keywords


ISPA; Minuman Herbal; TEJADU

Full Text:

PDF

References


Indonesia N. Laporan Nafas Agustus 2023. (2023). Kualitas udara masih buruk, kasus ISPA anak meningkat.

Khusuma, A., Roselyn, A. P., & Agata, A. (2021). Effects of ginger and Sumbawa honey drinks on cough frequency in children with respiratory tract infection. In Proceeding International Conference on Science (ICST) (Vol. 2, pp. 489-492).

Marpaung, A. M. (2020). Tinjauan manfaat bunga telang (Clitoria ternatea L.) bagi Kesehatan manusia. Journal of functional food and nutraceutical, 15(2): 63-85

Nair, V. et al., (2015). Protective Role of Ternatin Anthocyanins and Quercetin Glycosides from Butterfly Pea (Clitoria ternatea Leguminosae) Blue Flower Petals against Lipopolysaccharide (LPS)-Induced Inflammation in Macrophage Cells. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 63(28), 6355-6365.

Novikasari, L. (2021). Asuhan keperawatan infeksi saluran pernapasan akut (ispa) pada anak dengan menggunakan jahe merah dan madu. Journal Of Public Health Concerns, 1(4), 199–207.

Singh, N. K., Garabadu, N., Sharma, P., Shrivastava S. K., and Mishra, P. (2018). Anti-allergy and antitussive activity of Clitoria ternatea L. in experimental animals. Journal of ethnopharmacology, 224, 15-26.

Suryani L. (2022). Pengaruh Pemberian Jahe Merah Terhadap gangguan Pernapasan Pasien ISPA Pada Balita Di Puskesmas Payung Sekaki Tahun 2022. Jurnal ilmu Kesehatan masyarakat, 2(11).

Wineri, E., (2014), Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab Faringitis. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(3).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.