EFEKTIVITAS PENGOBATAN ANTI TUBERKULOSIS TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PASIEN
Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberkulosis yang menyerang organ paru manusia, penyakit ini ditularkan dan menyebar melalui droplet yang keluar saat penderita batuk/bersin, bakteri yang menyebar di udara sehingga dapat menginfeksi orang sehat. Pemberian Obat anti TB (OAT) masih butuh perhatian khusus untuk memastikan keberhasilan pengobatan terhadap perbaikan klinis pasien. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh obat anti tuberculosis terhadap perubahan klinis pasien. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling 56 pasien. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik pasien TB didominasi laki-laki (51,3%), usia 0-5 tahun (46,4%), belum sekolah (44,6%), belum bekerja (64,3%), lama perawatan dalam rentang 6 hingga 12 bulan (98,2%), gejala umum ditandai batuk (89,3%), BTA/mantuk (96,4%). OAT yang diberikan adalah kombinasi: Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pyrazinamid (Z), Ethambutol (E) dengan obat penunjang. Penggunaan OAT didominasi oleh RHZ (28,6%) dan yang paling sedikit RHE (1,8%). Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa OAT mampu memperbaiki nilai LED dari LED>15 menjadi LED<15, memperbaiki gambaran dan status thorax dari tb aktif menjadi non aktif, menormalkan denyut nadi menjadi 60-100kali/menit, menormalkan laju pernafasan menjadi 12-20kali/menit. OAT berefek pada peningkatan nilai SGOT >37 dan nilai SGPT >37 pada kondisi pasien tertentu.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
(WHO)., W. H. O. (2021). Global Tuberculosis Report 2021.
Ardiani, T., & Azmi, R. N. (2021). Identifikasi Kejadian Hepatotoksik pada Pasien Tuberkulosis dengan Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie. Borneo Student Research, 3(1), 978–985.
Dhiman, R. K., Saraswat, V. A., Rajekar, H., Reddy, C., & Chawla, Y. K. (2012). A Guide to the Management of Tuberculosis in Patients with Chronic Liver Disease. Journal of Clinical and Experimental Hepatology, 2(3), 260–270. https://doi.org/10.1016/j.jceh.2012.07.007
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2023). Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022. Kemenkes RI, 1–156. https://tbindonesia.or.id/pustaka_tbc/laporan-tahunan-program-tbc-2021/
Hasanah, N., Ratnaningtyas, T. O., Razana, A., & Novian, D. R. (2020). Pengaruh Obat Anti Tuberkulosis terhadap Nilai SGPT dan SGOT Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Paru di RS Sari Asis Ciputat. Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(2), 10–16. https://doi.org/10.30591/pjif.v
Juliarta, I. G., Mulyantari, N. K., & Yasa, I. wayan P. S. (2018). Gambaran Hepatotoksisitas (Alt/Ast) Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Pertama Dalam Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru Rawat Inap Di Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2014 I. E-Jurnal Medika, 7(10), 1–10.
Kasenda, I., Marunduh, S., & Wungouw, H. (2014). Perbandingan Denyut Nadi Antara Penduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah. Jurnal E-Biomedik, 2(2). https://doi.org/10.35790/ebm.2.2.2014.5233
Kemenkes, R. (2019). Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI, 1–139.
López-López, J. P., Posada-Martínez, E. L., Saldarriaga, C., Wyss, F., Ponte-Negretti, C. I., Alexander, B., Miranda-Arboleda, A. F., Martínez-Sellés, M., & Baranchuk, A. (2021). Tuberculosis and the heart. Journal of the American Heart Association, 10(7). https://doi.org/10.1161/JAHA.120.019435
Ma, Y., Horsburgh, C. R., White, L. F., & Jenkins, H. E. (2018). Quantifying TB transmission: A systematic review of reproduction number and serial interval estimates for tuberculosis. Epidemiology and Infection, 146(12), 1478–1494. https://doi.org/10.1017/S0950268818001760
Majdawati, A. (2010). Uji Diagnostik Gambaan Lesi Foto Thorax pada Penderita dengan Klinis Tuberkulosis Paru. Mutiara Medika, 10(2), 180–188.
Nurmalasari Resky, & Apriantoro Nursama Heru. (2020). Pemeriksaan Radiografi Thorax dengan Kasus Tuberkulosis Paru. KOCENIN Serial Konferensi No.1, 1(1), 1–6. http://publikasi.kocenin.com/index.php/pakar/article/view/25/20
Qodriyati, N. L., Sulistyani, E., & Yuwono, B. (2016). Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) padaTikus Wistar (Rattus norvegicus) Jantan yang Dipapar StresorRasa Sakit Electrical Foot Shock selama 28 Hari. E-Jurnal Pustaka Kesehatan , 4(1), 73–77.
Rahayu, A. &. (2018). gejala klinis tuberkulosis pada keluarga penderita tuberkulosis bta positif. Higeia Journal of Public Health Research and Development., 2(1), 91–101.
Sukarmin, M., & Iqlima, D. (2019). Perbandingan Hasil Pengukuran Laju Endap Darah Dengan Metode Manual dan Automatic Comparison of Blood Sedimentation Rate Measurement Results Using Manual and Automatic Methods. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 5(1), 1–5.
Syalia, T. P., Widada, N. S., & Ritonga, A. F. (2022). Pemeriksaan Kadar Sgot-Sgpt Pada Lansia Penderita Tuberkulosis. Binawan Student Journal, 4(1), 9–13. https://doi.org/10.54771/bsj.v4i1.215
Theos, A. C., Truschel, S. T., Raposo, G., & Marks, M. S. (2005). The Silver locus product Pmel17/gp100/Silv/ME20: Controversial in name and in function. Pigment Cell Research, 18(5), 322–336. https://doi.org/10.1111/j.1600-0749.2005.00269.x
Tsani, R. M. (2012). Gambaran Klinis Tuberkulosis Paru di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Januari – Juni 2011. Gambaran Klinis Tuberkulosis Paru Di RSUP Dr . Kariadi Semarang Periode Januari – Juni 2011 Clinical Features of Pulmonary Tuberculosis at RSUP Dr . Kariadi Semarang Period on January – Juny 2011, 2, 33–39.
Refbacks
- There are currently no refbacks.