HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN TB PARU TERHADAP PROGRAM PENGOBATAN DI WILAYAH PUSKESMAS SERPONG 1 KOTA TANGERANG SELATAN
Abstract
ABSTRAK
Pada tahun 2014, TB telah membunuh 1,5 juta orang, WHO memperkirakan terdapat 9,6 juta kasus TB pada tahun 2014 namun hanya 6 juta kasus yang terlaporkan, artinya terdapat 3,6 juta kasus yang tidak terdiagnosis atau tidak terlaporkan. Sementara itu, 58% kasus TB dunia diantaranya terdapat di Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Indonesia menempati posisi terbesar kedua kasus TB setelah India 23% yaitu sebesar 10%. Tingginya kegagalan/ketidakpatuhan program pengobatan juga disebabkan oleh rendahnya pengetahuan pasien tentang lamanya waktu pengobatan, banyaknya obat yang harus diminum, efek samping dari obat TB, hilangnya tanda dan gejala klinis sebelum akhir pengobatan, serta kurangnya dukungan dan motivasi dari keluarga selama pasien menjalani pengobatan. Dampaknya pasien menjadi lebih lama menjalani program, resiko penularan semakin besar, resisten terhadap obat. Keberhasilan dari konversi BTA sangat ditentukan oleh pengobatan secara teratur. Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di Wilayah Puskesmas Serpong 1 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian : menggunakan desain deskriptif analatik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel berjumlah 120 orang, pengambilan sampel menggunakan cara Total Sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian : diperoleh adanya hubungan antara peran keluarga sebagai pengawas minum obat dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di wilayah puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan (p=0,001) Ha diterima. Kesimpulan: adanya hubungan antara peran keluarga sebagai pengawas minum obat dengan tingkat kepatuhan pasien TB Paru terhadap program pengobatan di wilayah puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan.
Kata Kunci : Pengawas Minum Obat (PMO), Tingkat Kepatuhan Pasien,Tuberkulosis paru
RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY AS A DRUG SUPERVISOR (PMO) AND THE LEVEL OF COMPLIANCE IN LUNG TB PATIENTS
TO TREATMENT PROGRAM IN THE REGENCY OF SERPONG 1
PUBLIC HEALTH CENTER SOUTH OF TANGERANG
ABSTRACT
In 2014, TB killed 1.5 million people, WHO estimated that there were 9.6 million TB cases in 2014 but only 6 million cases were reported, meaning there were 3.6 million cases that were undiagnosed or unreported. Meanwhile, 58% of the world's TB cases are found in Southeast Asia and the Western Pacific. Indonesia occupies the second largest position of TB cases after India 23% which is equal to 10%.The high failure / noncompliance of the treatment program is also caused by the lack of patient knowledge about the length of time of treatment, the number of drugs to be taken, the side effects of TB drugs, loss of clinical signs and symptoms before the end of treatment and lack of support and motivation from the family while the patient is undergoing treatment. The impact is the patient becomes longer undergoing the program, the risk of transmission is greater, drug resistant. The success of AFB conversion is largely determined by regular treatment. The purpose of this study : to determine the relationship between the role of the family as a Drug Supervisor (PMO) with the level of compliance of pulmonary TB patients with treatment programs in the Serpong 1 Puskesmas 1 South Tangerang City. Research methods: using analytical descriptive design with cross sectional approach, the number of samples totaling 120 people, sampling using Total Sampling and data collection using questionnaires and interviews. The results of the study: the relationship between the role of the family as the supervisor of taking medication with the level of compliance of pulmonary TB patients to the treatment program in the area of Serpong 1 South Tangerang Health Center (p = 0.001]. Conclusion : there is a relationship between the role of the family as a supervisor taking medication with the level of compliance of pulmonary TB patients with treatment programs in the area of Serpong 1 South Tangerang.
Keywords: Supervisor to Take Medication (PMO), Patient Compliance Level, Pulmonary Tuberculosis
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. Sumiyati, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di RW 04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013. Jurnal
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Data Riskesdas tentang TB Paru.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007.
Jurnal Persatuan Dokter Paru Indonesia. 2011. Tentang TB Paru.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prakit. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Rustandi, Apriyana. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan Minum Obat TB Paru Di Puskesmas Benda Baru Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Skripsi.
Sahat P Manalu, Helper. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya.
Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakrta : Salemba Medika.
WHO. 2003. Adherence To Long-Term Therapies Evid Ence For Action
WHO. 2015. Global Tuberculosis Report
Yoisangadji, S. A, dkk, 2016. Hubungan Pengawasan Menelan Obat (PMO) dan Peran Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien di Wilayah Kerja Puskemas Sario Kota Medan.
Fitriani E. 2012. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian TB paru. Unnes Journal of Public Health. http://journal.unnes.ac.id/ sju/index.php/ujph/article/download/3034/2807.
Wahyuni DS. 2012. Hubungan kondisi fisik rumah dan karakteristik pasien dengan kejadian tuberculosis paru BTA positif di puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2012. BIMKM. 2012; 1(1):1-8.
Suarni H. 2009. Faktor yang berhubungan dengan kejadian penderita TB paru BTA positif di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok bulan Oktober tahun 2008 – April Tahun 2009 (skripsi). Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Limbu, Ribka, Marni. 2006. Peran keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) dalam mendukung proses pengobatan penderita TB Paru di wilayah kerja puskesmas Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
Hannan, M & Hidayat, S. 2013. Peran Keluarga Dalam Perawatan Penderita Tuberculosis Paru Di Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. MKM Vol.02 No. 01 Juni2007. Sumenep :Unija, dari :http//download.portalgaruda.org/article
DOI: http://dx.doi.org/10.52031/edj.v3i2.3
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Dewi Fitriani, Gita Ayuningtyas
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang
Pajajaran Street Number 1 Pamulang,
South Tangerang City, Banten Province, Indonesia, 15417
Telephone: 021-74716128 / Handphone : 089529263441
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat by the Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang is distributed under the Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0).
Based on the work at http://openjournal.wdh.ac.id/.