TUMBUH OPTIMAL BEBAS CACING
Abstract
GROW OPTIMALLY FREE OF WORMS
Sayyidah*, Humaira Fadhilah, Nur Hasanah, Ida Listiana, Setianti Haryani,
Beny Maulana Satria, Anis, Ahmad Sopian, Sunny Kusworo, Aulia, Magdalena Niken ,
Dimas, Ahmad Senjaya
STIKES Widya Dharma Husada Tangerang, Pajajaran Rd. Pamulang, South Tangerang,
15417, Indonesia
*Corresponding email: sayyidah@wdh.ac.id
ABSTRACT
Diseases in Indonesia that are still a health problem include intestinal worms. Worm disease or helminthiasis is a disease caused by worm infection originating from the surrounding environment, both from contaminated water and soil. There are three types of worms that most often cause infection with this disease, namely, Ascaris lumbricoides (roundworm), Trichuris trichiura (whipworm), and Necator americanus or Ancylostoma duodenale (hookworm). The Indonesian Ministry of Health (KEMENKES) has reported that the prevalence of helminthiasis in Indonesia varies from 2.5% to 62% in each province and can affect all age groups. However, children under five years of age and primary school are the most vulnerable groups. In fact, the World Health Organization (WHO) notes that there are around 62 million Indonesian children at high risk of being infected with worms. Worms are very disturbing growth and development of children. So it is very important to recognize and prevent worm disease in children from an early age. The disturbances can range from mild without symptoms to severe and even life-threatening. In general, nutritional disorders or anemia can occur in patients with a. This will indirectly lead to impaired intelligence in children.
Keywords : Diseases, infected, worms.
ABSTRAK
Penyakit di Indonesia yang masih menjadi masalah kesehatan diantaranya ialah penyakit cacingan. Penyakit cacingan atau kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing yang berasal dari lingkungan sekitar, baik dari air maupun tanah yang terkontaminasi. Terdapat tiga jenis cacing yang paling sering menyebabkan infeksi penyakit ini yaitu, Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Necator americanus atau Ancylostoma duodenale (cacing tambang) (Kumar et al., 2014). Kementerian Kesehatan (KEMENKES) Indonesia telah melaporkan bahwa prevalensi penyakit kecacingan di Indonesia bervariasi dari 2,5% hingga 62% di setiap provinsi dan dapat menjangkit semua kelompok usia. Namun demikian, anak-anak usia di bawah lima tahun dan sekolah dasar menjadi kelompok yang paling rentan. Bahkan, World Health Organization (WHO) mencatat ada sekitar 62 juta anak Indonesia berisiko tinggi terinfeksi cacing. Penyakit kecacingan sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anemia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.
Kata kunci: Penyakit. Infeksi, Cacingan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Fakhrizail, Deni. Dkk. Gambaran status gizi dan faktor risiko kecacingan pada anak cacingan di masyarakat Dayak Meratus, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. JHECDs. Volume 4. No. 2 (2018). Hal 54-55
Juariah, Siti. Dkk. Pemeriksaan, Pengobatan, Dan Penyuluhan Kebersihan Diri Untuk Mencegah Dan Mengobati Kecacingan Pada Anak Usia Sekolah Guna Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada Anak . Jurnal Pengabdian Masyarakat volume 1. Nomor 1 (2017). Hal 32-35
Satriawan, Dina Atrasina. Dkk. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Penyakit Kecacingan Di Bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta Timur. PKMCSR. Volume 3 (2020). Hal 362-36
Wiyono, AS. 2020. Sosialisasi Pemakaian Obat Cacing Pada Posyandu Balita. JCEE. Volume 2. Nomor 2 (2020). Hal 85- 93
DOI: http://dx.doi.org/10.52031/jam.v3i1.296
Refbacks
- There are currently no refbacks.